Amanat Novel Cahaya Cinta Pesantren – Novel adalah suatu karangan prosa yang mengandung urutan cerita. Dalam jenis tulisan, novel termasuk jenis buku fiksi. Bagi seorang pembaca, karangan prosa ini memiliki fungsi sebagai hiburan. Hasilnya bisa menimbulkan keindahan dan kebahagiaan setelah membacanya.
Sampai detik ini, ada banyak sekali novel bahasa Indonesia yang tercipta. Tidak dipungkiri juga novel yang menceritakan kehidupan di pesantren. Salah satunya yang berjudul Cahaya Cinta Pesantren. Melalui karya tersebut, setidaknya pembaca akan mendapatkan amanat novel Cahaya Cinta Pesantren.
Karena karya ini merupakan masuk dalam kategori fiksi religi, tentunya amanat novel Cahaya Cinta Pesantren berisi pesan baik kepada pembaca. Khususnya kepada pembaca yang muslim. Banyak aspek kehidupan pesantren di novel tersebut.
Lalu apa amanat Novel Cahaya Cinta Pesantren bagi pembaca? Tentu menarik jika kita membahasnya di sini. Nah, di kesempatan kali ini, penulis akan membahasnya. Bagi kalian yang sedang membutuhkan referensi novel tentang pesantren, bisa ikuti pembahasan di di bawah ini.
Identitas Novel Cahaya Cinta Pesantren
Sejak terbit 2014 yang lalu, novel Cahaya Cinta Pesantren ini menjadi best seller. Ditulis oleh Ira Madan, seorang guru matematika di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Hidup lama di lingkungan pesantren, membuat Ira membuat sebuah novel berlatar pondok pesantren tersebut.
Keberhasilan Ira Madan tidak begitu saja, di tahun 2016, novelnya diangkat menjadi film. Filmnya tersebut diproduseri oleh KH. Yusuf Mansur. Dibintangi oleh artis terkenal Yuki Kato dan Risky Febian membuat film ini berhasil tayang di seluruh bioskop Indonesia. Identitas novel Cahaya Cinta Pesantren sebagai berikut.
Judul Novel | Cahaya Cinta Pesantren |
Penulis | Ira Madan |
Jumlah Halaman | 292 Halaman |
Ukuran Buku | 14×20 CM |
Penerbit | PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri |
Kategori | Fiksi Religi |
Tahun Terbit | 2014 |
Harga Buku | Rp. 50.000 |
Sinopsis Novel Cahaya Cinta Pesantren
Novel ini berisi cerita seorang perempuan bernama Marsyilla Silalahi yang berasal dari Meda. Perempuan yang cerdas, namun dipaksa ibunya untuk masuk pondok pesantren. Sebagai seorang anak yang sholehah, Marsyilla menurti kemauan ibu kandungnya. Dalam perjalanan ia di pondok, ada santri putra yang diam-diam menyukainya. Akan tetapi, Syilla tidak menanggapinya, karena ia hanya mencintai seorang ustad muda.
Penokohan Novel Cahaya Cinta Pesantren
Tokoh dalam novel Cahaya Cinta Pesantren terbilang cukup banyak. Ada sekitar 9 tokoh dalam keseluruhan cerita. Berikut ulasan tokoh dan penokohan dalam Novel Cahaya Cinta Pesantren:
- Marsyilla Silalahi sebagai tokoh utama dalam novel. Mempunyai sifat tegas, cerdas, teguh pendirian, kreatif, supel, lucu namun sedikit nakal.
- Syerli Amanda, sebagai tokoh yang Mempunyai sifat polos, lugu, pemalu, cengeng, penakut, pesimis, dan manja.
- Cut Faradillah, sebagai muslimah asal aceh. Ia Mempunyai sifat kuat, tegas, sopan, dewasa, ambisius dan pantang menyerah.
- Aisyah, dirinya Mempunyai sifat kocak , perhatian, dan bijaksana.
- Rifki Alfarizki, Sebagai Ustad muda yang Mempunyai sifat yang pandai, tegas, sederhana, pekerja keras, pengertian, dan setia.
- Abu Bakar, ia Mempunyai sifat romantis namun pecundang atau tidak percaya diri.
- Hj. Savrida Tariga (Mamak Shila), Seorang ibu yang Mempunyai sifat cerewet, pemikir panjang, dan pemarah namun lucu.
- Hj. Abdullah Silalahi, sebagai ayah Shilla, tokoh pekerja keras, penyayang, dan pengertian.
- Muhammad Faris Audah, sebagai anak Shilla, yang gigih dan berkemauan tinggi, serta sangat patuh terhadap orang tua.
Alur Cerita Novel Cahaya Cinta Pesantren
Alur atau plot dalam novel adalah jalan cerita yang menggambarkan peristiwa. Alur dalam novel Cahaya Cinta Pesantren sendiri menggunakan alur maju atau progresif. Artinya, cerita disajikan secara runtut, mulai dari awal hingga akhir. Biasanya novel yang menggunakan alur maju, lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Gaya Bahasa Novel Cahaya Cinta Pesantren
Adapun gaya bahasa dalam novel Cahaya Cinta Pesantren menggunakan bahasa yang sederhana dan diselipi dengan kata-kata kiasan. Dengan bahasa sederhana dan kiasan, membuat novel ini lebih enak dan indah dibaca.
Sudut Pandang
Sedangkan sudut pandang yang digunakan dalam novel Cahaya Cinta Pesantren adalah orang pertama sebagai pelaku pertama. Dibuktikan dengan sebutan tokoh aku sebagai tokoh utama.
Amanat Novel Cahaya Cinta Pesantren
Jika teman-teman membaca keseluruh novel bertema pesantren tersebut, maka akan mendapatkan sebuah amanat atau pesan. Ada pesan yang bisa kita ambil atau teladani dalam novel tersebut, yakni tidak ada seorang bapak atau ibu kandung yang menyengsarakan anaknya. Selain itu, rasa ikhlas harus ditujukan dalam menjalankan aktivitas apapun.
Akhir Kata
Secara keseluruhan, novel ini dikemas dengan sangat baik. Semua unsur yang ada di dalam novel sangat ringan untuk dibaca. Selain itu, novel ini juga memberikan banyak pelajaran, salah satunya mencintai Allah dengan ikhlas akan mendapatkan kemudahan di dunia dan akhirat.
Kiranya itu pembahasan dari Sekolahpesantren mengenai amanat novel Cahaya Cinta Pesantren yang ditulis oleh Ira Madan. Semoga dengan adanya ulasan ini bisa memberikan pengetahuan bagi para pembaca.
Sumber Gambar : Admin Sekolahpesantren.id